Masyarakat Diminta Tidak Berkecil Hati


Suaramerdeka.com CILACAP (23 April 2010) - Masyarakat diminta tidak berkecil hati oleh pernyataan Gubernur, yang menolak pemekaran Cilacap. Pasalnya, prosedur adminitrasinya belum dijalankan, sehingga pernyataan penolakan itu dinilai tidak ada pengaruhnya dalam proses pemekaran.

Demikian diutarakan Wakil Ketua DPRD Jateng, Drs H Abdul Fikri Faqih MM saat kunjungan kerja bersama komisi A DPRD Jateng di Kecamatan Wanareja, kemarin.

"Tak perlu berkecil hati karena Gubernur tidak setuju. Prosedur administrasinya kan belum dijalankan, jadi tidak ada pengaruhnya."

Dia menerangkan, prosedur yang harus ditempuh terlebih dahulu adalah rekomendasi DPRD Kabupaten Cilacap, keputusan Bupati Cilacap, kemudian rekomendasi DPRD Provinsi dan keputusan Gubernur Jateng. Setelah itu, baru keputusan DPR RI dan pemerintah pusat.

Saat ini, prosedur pemekaran Cilacap barat baru sampai pada rekomendasi DPRD Jateng. Oleh sebab itu, masyarakat diminta ikut mendorong agar Bupati segera mengeluarkan keputusan.

Dinginkan Masyarakat

Adapun komisi A, kata dia, menyatakan kepeduliannya terhadap pemekaran. Hal itu ditunjukkan dari kunjungan kerja yang membuktikan pemekaran memang diinginkan oleh masyarakat.

Dia juga menekankan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan pemekaran.
"Tuntutan masyarakat sangat realistis dan rasional karena jarak yang jauh mengganggu pelayanan masyarakat. Perjalanan dari Wanareja sampai Cilacap bisa tiga jam dan kondisi jalannya jelek," katanya.
Meski demikian, dia mengingatkan agar tidak mengabaikan persiapan menghadapi pemekaran, yakni dengan cara menggali potensi daerahnya.

Mengenai, keinginan warga bergabung dengan Jabar, menurutnya, sah-sah saja karena merupakan tuntutan masyarakat. Namun, ancaman bergabung dengan Jabar belum tentu menyelesaikan masalah.

Sementara itu, Ketua GP Ansor Cilacap, Fathul Aminudin Azis manambahkan, pemekaran jangan hanya mengacu pada PAD saja. Namun juga berorientasi pada sumber daya manusia (SDM).
"Contohnya Singapura, yang tidak punya apa-apa. Tetapi dengan pembangunan SDM yang baik bisa jauh lebih maju dari Indonesia," terangnya. (J11-75)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel